Sedang asyiknya melihat kertas-kertas kecil di dindingku, tiba-tiba handphone_ku berdering tanda bertambahnya list sms baru. kuabaikan saja untuk beberapa saat. selang beberapa waktu, berdering lagi. dengan pandangan yang masih meliuk-liuk mencari kegiatanku akhir pekan itu, kuambil handphone yang sebelumnya kusimpan di atas lemari # atas lemari adlah salah satu spot yang biasa kugunakan untuk mendapatkan sinyal, maklum kamarku susah sinyalnya, hehehe. "kak, hanya mengingatkan, ni malam kita' bawa materi manajemen tu!" sms yang pertama dari seorang junior yang memintaku jadi pemateri dalam salah satu kegiatan organisasi daerahku. (dalam adat bugis,'kita' biasanya digunakan sebagai kata ganti seorang yang lebih tua ). "sip-sip" kubalas mengiyakan.
wahwah sms yang kedua ternyata berisi ajakan, dari seorang sahabat sewaktu sekolahan dulu. "nonton music jazz yukx, di rotterdam ini malam.free!!"... awalnya nolak, tapi setelah melalui sedikit dialektika menggelikan, Akhirnya kuterima juga tawarannnya yang penting saya dijemput di rumah...titik..#malas berkendara kalo lagi macet-macetnya di jalan. (oiah benteng rotterdam dulunya sering dipakai oleh belanda sebagai benteng pertahanan mereka, sekarang benteng yang berbentuk itu sebagai salah satu cagar budaya & sejarah di kota makassar) pikirku ni momen jarang-jarang, apalagi mahasisiwa doyan_nya yang gratisan mulu. sekalian pikirku, tempat untuk membawakan materi juga tidak jauh dari benteng yang makin hari makin tak terawat itu.
sore menjelang malam sayapun berangkat dengan teman yang tadi. sebelumnya tak lupa kubawa notebook, si pigeon, dan tentunya kotak hitam yang berisi kartu identitasku dan beberapa lembar kertas kusut berlabel idr. #pigeon: kalo suka nonton pocketmonster pasti tau; itu nama burung; hampir semua barang-barang d rumah kuberi nama. pigeon itu hardisk portable_ku ....
Benar dugaku, pasti macet. sejenak terlintas di otak dunguku ni orang-orang kalo tau jam segini di jalan sedang padat-padatnya, kenapa juga kluar rumah. lantas aku sendiri, kluar rumah kenapa??? yahyah sudahlah.... tak lama adzan magribpun berkumandang memanggil ke rumah-rumah tuhan. seketika parkiran penuh pada sebuah mesjid tempatku mampir lebih awal , Alhamdulillah sahutku menggambarkan sifat agamisnya.. tapi tak jarang juga dari mereka entah seolah-olah tak tahu atau dengan sengaja mengabaikan panggilan itu... #maka jika anda memintaku menulis adakah tuhan di rumah tuhan? selamanya pena ini akan bergantung di udara tak mampu lagi mendarat bahkan satu titik hitampun_hnya alam yang bisa tahu hubungan aku dan tuhanku !!! setelah meminta kepadaNya, kupun bersegera duduk di beranda bersama orang-orang seimanku. sembari satupersatu kumasukkan kaki-kaki berbungkus kaos putih ke dalam converse hitamku....
Singkat waktu, mataku masih melihat rumah tuhan yang bernuansa barok kuno itu, dari kejauhan cahaya-cahaya hangat dan kesederhaannya itu tiba-tiba mengingatkanku dimana hanya aku, dan pagi tanpa mentari. coba bayangkan, hanya aku dan pagi. sunyi senyap namun damai... khayalanku lenyap ketika temanku menghentikan kendaraan secara mendadak.... wah sudah sampai rupanya...
Kulihat sekeliling, tak ada yang istimewa, biasa saja tuh....seperti anak ayam yang mengekor pada induknya, kuikuti temanku menuju tempat duduk yang tidak jauh dari trotoar. meja di sampingnya terlebih dulu ditempati oleh dua gadis yang kira-kira sebaya denganku... jarak meja kamipun secara arsitektural tidak memenuhi standar, bergerak sedikit saja kursi-kursipun bisa saling bersinggungan. parahnya lagi, mereka itu ribut dan tidak jarang membuat gaduh, untunglah sesekali tenggelam oleh lantunan jazz yang beberapa waktu lalu dimulai.... lama-lama risih juga saya dibuatnya; sungguh suasana yang tak nyaman bagiku; bagi orang sepertiku yang suka mengomentari orang lain; lalu kutepuk pundak temanku dan kuajaknya pindah tempat saja. kujatuhkan pilihan pada meja yang agak kedalam dan tentunya semakin jauh dari dua gadis yang tadi. lumayan juga menurutku di tempat itu, ternaungi oleh pohon dan cahaya-cahaya lampu malam juga tak begitu mengganggu mataku yang sering perih kalo kelebihan pasokan cahaya # sepertinya pupilku kurang respon, haaaahh_ jangan sampai sepasang mata ini menggunakan sepasang kawan berkaca....
Lengang sekali makassar kota daeng di sabtu malam itu, tidak seperti biasanya. memang iya sih jazz masih kurang diminati... orang-orang berdatangan lalu pergi.. sekali lagi kubilang nothing special... lama berlangsung pesanan kamipun datang. secangkir cappucino hangat,segelas jus alvokad dan sepring gorengan pisng yang pipih.#pilihku minum minumn yng menyehatkan saja_maklum masa rehat belum usai apalagi teringat seseorang yang seminggu lalu mengingtkanku untuk jaga kesehatan krena sehat itu mahal lho....hehehe...
"...andai saja kupunya harta yang melimpah, aku takkan terhina..." teringat dengan salah satu soundtrack cimena elektronik di indosiar ya kalo ndak salah. begitulah potongan lirik dari bibir seorang anak yang kira-kira berumuran tujuh atau delapan tahun. baju merah berhorizontal purple senantiasa menutupi tubuh mungilnya, sepertinya baju itu kebesaran untukknya; lengan bajunya berukuran dua kali lebih besar dari lenganku dan panjangnya hampir menutupi tiga perempat badannya... # sesekali ia mengangkat celananya agar tidak bergesekan dengan tanah... kuperhatikan baik-baik; kosong; berharap; dan sedikit tak terawatt; begitulah Ia, calon sang pemimpin negara ini...semakin kuperhatikan, semakin berkeliaran pikiranku; mondar mandir kesana kemari; wah tiba-tida impuls pada setengah syaraf menghentikanku pada sosok the vitruvian man, proporsi agung tubuh manusia #Proporsi agung_PHI_satu-koma-enam-satu-delapan. ukur jarak dari puncak kepala ke lantai,Kemudian bagi dengan jarak dari pusar ke lantai;Ukur jarak dari bahu ke ujung jari, kemudian bagi dengan jarak dari siku Anda ke ujung jari Anda; Paha ke lantai dibagi dengan lutut ke lantai. benar!!!!! dan semua hasilnya adalah deretan angka-angka di atas. Begitu pula dengan hasil bagi lebah betina dan jantan yang ada d bumi ini-hehehe_mau tau lebih banyak, baca da vinci code aja.
Hehehe lucu juga anak ini menurutku, serak-serak basah suaranya berusaha untuk mengikuti petikan gitar empat senarnya yang saling mendahului.... tapi kasian, tempat mereka tidak seharusnya di jalan. dulunya jam segitu, hangat sudah tubuhku di dalam selimut sembari bermimpi masa depan yang indah. disisi lain kemandiriannya membuatku bangga, daripada di luar sana banyak dari mereka yang lain tanpa usaha dengan hanya sekedar menjulurkan tangan....(_REd.maaf_) belum lagi seorang pria rentah yang tiap paginya kulihat mendorong gerobak sampahnya, berkeliling dari rumah ke rumah, menukarkan sekantong sampah untuk makan satudua hari keesokannya. 'sampahmu adalah hidupku'.. hidup bisa saja kejam, tapi jangan lupa bahwa hidup bisa juga indah. bahkan lebih indah dari yang kita bayangkan. bantuku teriak "tak pantas kita menyerah pada keadaan,berusahalah dan senantiasalah bersyukur".... tohpun kalo tuhan telah menutup pintu, sejatinya tak terlihat seperti itu; artinya Ia sedang membuka jendela yang lain untukkmu. karena Ialah sang penyayang umat.... tapi apakah kitapun cinta? #simpan saja pertanyaan itu di balik bantalmu, sesekali bukalah di pagi hari dan coba untuk menjawabnya.....
Apakah saya sudah lama tertidur? sampai saat kuterbangun dunia ini semakin rusaknya ternyata. apa benar zaman ini jika orangtua membiarkan anaknya menanggung beban hidup lebih dini. di saat mereka harus tertawa di taman, bukannya berkringat dan mepertaruhakan nyawanya di perempatan. juga zaman ini benarkah jika anak-anak sudah biasanya membiarkan orangtuanya untuk berjalan sendiri, disaat mereka harus dibuai dan dipapah oleh kasih sayang sang anak paling tidak sebagai produk sistem balasbudi,bukannya di kolong jembatan ataupun di jalan dengan badan yang kian hari kian membungkuk.... apakah benar hubungan darah itu tidak lagi bisa melunakkan hati....# berharap saya dan kamu bukanlah salah satu dari mereka; yup mereka yang lupa.....
Oiah kembali ke anak dengan gitar empat senarnya, setelah menuntaskan sebuah lagu temanku memberi imbalan seadanya atas usahnya kerasnya untuk meretas jejak-jejak hidupnya .... dua ruas jalan dihadapanku memang agak menyulitkan untukku melihat dengan jelas kelakuan jazzier di atas panggung, tapi itu bukanlah alasan kenapa saya berkomentar tentang apa yang ada sekitarku, saya memang suka menggambarkan orang lain lewt kata-kata bukannya angka-angka dan fibonacci seperti vitruvius…sinar lampu-lampu jalan sesekali tertutupi oleh beberapa orang-orang berkelompok mengendarai fixie dan BM dengan ipod suffle sebagai akksesoris… begitu pula dengan mobil-mobil lewat dan satu dua tiga lima detik hilang sudah di belokan itu… grill yang menutupi riol-riol sepanjang jalan itu seakan menampakkan keteraturan irigasi kota Makassar yang sebenarnya semrawutan….. jauh di seberang jalan sana, Rotterdam dengan gaya kolonialnya mengusir untuk tidak kukomentari. Pemandangan yang jauh beda dengan Rotterdam di pagi harinya, dengan beberapa pelancong mancanegara dengan kamera dlsr_nya, beberapa konunitas heritage yang hanya Cuma berpolemik hanya dengan sebatas wacana, dan beberpa pasangan muda mudi yang sedang menikmati cinta…. Bosan dengan semua itu, sesekali ku_update livescore dan beberapa akun jejaringku berharap sesuatu menarik akan muncul… wahwah,,,, Arsenal kalah 4-3 dari blackburn rupanya…. Dan taksatupun notifikasi baru…
Lama berselang, segera kuhabiskan jus alvokad_ku biar segera pula kutinggalkan tempat ini; tempat yang membuatku tidak nyaman sama sekali; tempat yang semakin lama semakin menambah pundi-pundi dosaku; jika sebelumnya aku pernah berada pada tempat yang buruk, sepertinya tempat pada malam Itu akan menggantikan tempat sebelumnya…saat itu pikirku hanyalah pulang ke rumah dan segera bersembunyi di balik selimut hangatku…… kan kuingat selalu 17 september 2011, yup sabtu malam yang membosankan…
sore menjelang malam sayapun berangkat dengan teman yang tadi. sebelumnya tak lupa kubawa notebook, si pigeon, dan tentunya kotak hitam yang berisi kartu identitasku dan beberapa lembar kertas kusut berlabel idr. #pigeon: kalo suka nonton pocketmonster pasti tau; itu nama burung; hampir semua barang-barang d rumah kuberi nama. pigeon itu hardisk portable_ku ....
Benar dugaku, pasti macet. sejenak terlintas di otak dunguku ni orang-orang kalo tau jam segini di jalan sedang padat-padatnya, kenapa juga kluar rumah. lantas aku sendiri, kluar rumah kenapa??? yahyah sudahlah.... tak lama adzan magribpun berkumandang memanggil ke rumah-rumah tuhan. seketika parkiran penuh pada sebuah mesjid tempatku mampir lebih awal , Alhamdulillah sahutku menggambarkan sifat agamisnya.. tapi tak jarang juga dari mereka entah seolah-olah tak tahu atau dengan sengaja mengabaikan panggilan itu... #maka jika anda memintaku menulis adakah tuhan di rumah tuhan? selamanya pena ini akan bergantung di udara tak mampu lagi mendarat bahkan satu titik hitampun_hnya alam yang bisa tahu hubungan aku dan tuhanku !!! setelah meminta kepadaNya, kupun bersegera duduk di beranda bersama orang-orang seimanku. sembari satupersatu kumasukkan kaki-kaki berbungkus kaos putih ke dalam converse hitamku....
Singkat waktu, mataku masih melihat rumah tuhan yang bernuansa barok kuno itu, dari kejauhan cahaya-cahaya hangat dan kesederhaannya itu tiba-tiba mengingatkanku dimana hanya aku, dan pagi tanpa mentari. coba bayangkan, hanya aku dan pagi. sunyi senyap namun damai... khayalanku lenyap ketika temanku menghentikan kendaraan secara mendadak.... wah sudah sampai rupanya...
Kulihat sekeliling, tak ada yang istimewa, biasa saja tuh....seperti anak ayam yang mengekor pada induknya, kuikuti temanku menuju tempat duduk yang tidak jauh dari trotoar. meja di sampingnya terlebih dulu ditempati oleh dua gadis yang kira-kira sebaya denganku... jarak meja kamipun secara arsitektural tidak memenuhi standar, bergerak sedikit saja kursi-kursipun bisa saling bersinggungan. parahnya lagi, mereka itu ribut dan tidak jarang membuat gaduh, untunglah sesekali tenggelam oleh lantunan jazz yang beberapa waktu lalu dimulai.... lama-lama risih juga saya dibuatnya; sungguh suasana yang tak nyaman bagiku; bagi orang sepertiku yang suka mengomentari orang lain; lalu kutepuk pundak temanku dan kuajaknya pindah tempat saja. kujatuhkan pilihan pada meja yang agak kedalam dan tentunya semakin jauh dari dua gadis yang tadi. lumayan juga menurutku di tempat itu, ternaungi oleh pohon dan cahaya-cahaya lampu malam juga tak begitu mengganggu mataku yang sering perih kalo kelebihan pasokan cahaya # sepertinya pupilku kurang respon, haaaahh_ jangan sampai sepasang mata ini menggunakan sepasang kawan berkaca....
Lengang sekali makassar kota daeng di sabtu malam itu, tidak seperti biasanya. memang iya sih jazz masih kurang diminati... orang-orang berdatangan lalu pergi.. sekali lagi kubilang nothing special... lama berlangsung pesanan kamipun datang. secangkir cappucino hangat,segelas jus alvokad dan sepring gorengan pisng yang pipih.#pilihku minum minumn yng menyehatkan saja_maklum masa rehat belum usai apalagi teringat seseorang yang seminggu lalu mengingtkanku untuk jaga kesehatan krena sehat itu mahal lho....hehehe...
"...andai saja kupunya harta yang melimpah, aku takkan terhina..." teringat dengan salah satu soundtrack cimena elektronik di indosiar ya kalo ndak salah. begitulah potongan lirik dari bibir seorang anak yang kira-kira berumuran tujuh atau delapan tahun. baju merah berhorizontal purple senantiasa menutupi tubuh mungilnya, sepertinya baju itu kebesaran untukknya; lengan bajunya berukuran dua kali lebih besar dari lenganku dan panjangnya hampir menutupi tiga perempat badannya... # sesekali ia mengangkat celananya agar tidak bergesekan dengan tanah... kuperhatikan baik-baik; kosong; berharap; dan sedikit tak terawatt; begitulah Ia, calon sang pemimpin negara ini...semakin kuperhatikan, semakin berkeliaran pikiranku; mondar mandir kesana kemari; wah tiba-tida impuls pada setengah syaraf menghentikanku pada sosok the vitruvian man, proporsi agung tubuh manusia #Proporsi agung_PHI_satu-koma-enam-satu-delapan. ukur jarak dari puncak kepala ke lantai,Kemudian bagi dengan jarak dari pusar ke lantai;Ukur jarak dari bahu ke ujung jari, kemudian bagi dengan jarak dari siku Anda ke ujung jari Anda; Paha ke lantai dibagi dengan lutut ke lantai. benar!!!!! dan semua hasilnya adalah deretan angka-angka di atas. Begitu pula dengan hasil bagi lebah betina dan jantan yang ada d bumi ini-hehehe_mau tau lebih banyak, baca da vinci code aja.
Hehehe lucu juga anak ini menurutku, serak-serak basah suaranya berusaha untuk mengikuti petikan gitar empat senarnya yang saling mendahului.... tapi kasian, tempat mereka tidak seharusnya di jalan. dulunya jam segitu, hangat sudah tubuhku di dalam selimut sembari bermimpi masa depan yang indah. disisi lain kemandiriannya membuatku bangga, daripada di luar sana banyak dari mereka yang lain tanpa usaha dengan hanya sekedar menjulurkan tangan....(_REd.maaf_) belum lagi seorang pria rentah yang tiap paginya kulihat mendorong gerobak sampahnya, berkeliling dari rumah ke rumah, menukarkan sekantong sampah untuk makan satudua hari keesokannya. 'sampahmu adalah hidupku'.. hidup bisa saja kejam, tapi jangan lupa bahwa hidup bisa juga indah. bahkan lebih indah dari yang kita bayangkan. bantuku teriak "tak pantas kita menyerah pada keadaan,berusahalah dan senantiasalah bersyukur".... tohpun kalo tuhan telah menutup pintu, sejatinya tak terlihat seperti itu; artinya Ia sedang membuka jendela yang lain untukkmu. karena Ialah sang penyayang umat.... tapi apakah kitapun cinta? #simpan saja pertanyaan itu di balik bantalmu, sesekali bukalah di pagi hari dan coba untuk menjawabnya.....
Apakah saya sudah lama tertidur? sampai saat kuterbangun dunia ini semakin rusaknya ternyata. apa benar zaman ini jika orangtua membiarkan anaknya menanggung beban hidup lebih dini. di saat mereka harus tertawa di taman, bukannya berkringat dan mepertaruhakan nyawanya di perempatan. juga zaman ini benarkah jika anak-anak sudah biasanya membiarkan orangtuanya untuk berjalan sendiri, disaat mereka harus dibuai dan dipapah oleh kasih sayang sang anak paling tidak sebagai produk sistem balasbudi,bukannya di kolong jembatan ataupun di jalan dengan badan yang kian hari kian membungkuk.... apakah benar hubungan darah itu tidak lagi bisa melunakkan hati....# berharap saya dan kamu bukanlah salah satu dari mereka; yup mereka yang lupa.....
Oiah kembali ke anak dengan gitar empat senarnya, setelah menuntaskan sebuah lagu temanku memberi imbalan seadanya atas usahnya kerasnya untuk meretas jejak-jejak hidupnya .... dua ruas jalan dihadapanku memang agak menyulitkan untukku melihat dengan jelas kelakuan jazzier di atas panggung, tapi itu bukanlah alasan kenapa saya berkomentar tentang apa yang ada sekitarku, saya memang suka menggambarkan orang lain lewt kata-kata bukannya angka-angka dan fibonacci seperti vitruvius…sinar lampu-lampu jalan sesekali tertutupi oleh beberapa orang-orang berkelompok mengendarai fixie dan BM dengan ipod suffle sebagai akksesoris… begitu pula dengan mobil-mobil lewat dan satu dua tiga lima detik hilang sudah di belokan itu… grill yang menutupi riol-riol sepanjang jalan itu seakan menampakkan keteraturan irigasi kota Makassar yang sebenarnya semrawutan….. jauh di seberang jalan sana, Rotterdam dengan gaya kolonialnya mengusir untuk tidak kukomentari. Pemandangan yang jauh beda dengan Rotterdam di pagi harinya, dengan beberapa pelancong mancanegara dengan kamera dlsr_nya, beberapa konunitas heritage yang hanya Cuma berpolemik hanya dengan sebatas wacana, dan beberpa pasangan muda mudi yang sedang menikmati cinta…. Bosan dengan semua itu, sesekali ku_update livescore dan beberapa akun jejaringku berharap sesuatu menarik akan muncul… wahwah,,,, Arsenal kalah 4-3 dari blackburn rupanya…. Dan taksatupun notifikasi baru…
Lama berselang, segera kuhabiskan jus alvokad_ku biar segera pula kutinggalkan tempat ini; tempat yang membuatku tidak nyaman sama sekali; tempat yang semakin lama semakin menambah pundi-pundi dosaku; jika sebelumnya aku pernah berada pada tempat yang buruk, sepertinya tempat pada malam Itu akan menggantikan tempat sebelumnya…saat itu pikirku hanyalah pulang ke rumah dan segera bersembunyi di balik selimut hangatku…… kan kuingat selalu 17 september 2011, yup sabtu malam yang membosankan…
No comments:
Post a Comment