OK

Wednesday, February 12, 2014

Ingatan Seorang Ksatria

Dear Kitaro Minami

Hampir dua dekade sudah dirimu tak nampak dari layar televisi. Anak-anak masa kini mungkin tidak mengenalmu lagi, mereka lebih ramah dengan nama Robocop, Bumble B, Captain America dan penerus sebangsamu. Bahkan di antara nama-nama itu, ada juga yang tak tahu menahu. Mereka lebih senang dengan flappy bird dan candy crush. Namun bagi saya beserta orang-orang yang memulai kehidupan anak-anak di masa 90-an, kamu adalah salah satu favorit. Bagaimana tidak, kamu itu sudah keren, kuat, pandai, senang menolong orang dalam kesulitan, dan membasmi kejahatan.  

         Semasa kecil jika ada yang mencari saya pada hari selasa jam lima sore, tak usah kemana-mana. Cukup cari saja di ruang keluarga, saya dengan begitu serius mengamati aksimu. Lalu dengan sesempurna mungkin segera saya ikuti di setiap permainan masa kanak-kanak.

Ada hal yang lucu dan menarik tentang kita di waktu silam. Saking nge-fansnya, tak tanggung-tanggung saya menyuruh mamah memotong rambut seperti gaya rambutmu yang belah tengah terurai itu. Nah setelah itu, saban hari saya pernah merengek sampai berhari-hari untuk dibelikan dresscode sesuai dengan gaya berpakaian khasmu, dengan baju, celana, sepatu, jaket yang serba putih plus kaos tangan hitam. Alhasil sampai sekarang mamah tidak selalu berhasil menaklukan permintaan saya itu, tidak seperti pedang matahari juga tendangan maut yang selalu membuat musuhmu takluk tak berdaya. 


Mungkin dirimu yang sekarang sudah terlalu tua untuk melompat kesana kemari, membawa motor belalang, larimu sudah tidak secepat dulu lagi. Namun, jika boleh saya meminta rilislah kembali kisahmu. Mungkin kau yang sekrang sudah menikah dengan wanita pujaan entah ingatan saya menyerah tentang satu nama itu, dengan anak-anak yang ternyata memiliki nalurimu sebagai ksatria baja hitam. Musuh-musuhmu pun sudah berbeda, koruptor yang mulai menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan harta lebih banyak lagi misalnya. 

Kotaro Minami, mengenangmu lagi serasa menguatkan ingatan saya lagi pada suatu masa. Di mana saya, juga beberapa orang kawan lama, latar tempat kanak-kanak saya seperti tanah merah yang basah, kebun jagung, buah nangka, sayur dari daun ubi, permainan kotak pos, Donal Bebek, dan masih banyak lagi; yang terbungkus dalam satu album rapi di balik canda, seru, dan kegembiraan anak-anak.

Belahan Bumi yang lain.

Yayat, 20 Tahun lalu   
           

No comments:

Post a Comment