OK

Wednesday, March 20, 2013

Perjalanan Waktu


        Bulan lalu, di kejauhan kulihat ia dengan teman-temannya. Berjalan dengan suasana yang ramai, tawa dan candanya tak memalingkan wajah saya selang beberapa waktu. 
     Seminggu berikutnya, ia berdiri di samping saya. Cukup dekat. Nampak ia sibuk memainkan jari pada telepon genggamnya. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang. Saya pun terdiam sembari sesekali meliriknya dengan ujung mata, lagi dan berulang seperti itu. Saya tak ingin merusak suasana. 

     Sehari setelah itu, dalam tidur saya bermimpi. Seseorang dengan hati besar dan air mukanya sejuk. saya yakin siluet itu adalah ia. 

       Seminggu dari peristiwa bawah sadar itu, kami bertemu lagi. Kali ini kami saling menukarkan pandangan. Sedikit berbicara tentang diri, dari hati, namun terlalu dini jika saya menyebutnya cinta. 


      Kemarin saya mengajak ia ke acara reuni sahabat  sekolahan dulu. Lalu saya perkenalkannya dengan senang hati. Mereka bertanya-tanya tentang dirinya, tentang kita. “dia, kami hanya berteman!” hentak saya tersipu. 

     Hari ini kami berkunjung ke tempat makan favorit saya. Biasanya saya pergi seorang diri. Baru kali ini saya meminta seseorang untuk menemani. Seseorang itu adalah dia. Sesaat setelah membayar, sang kasirpun bertanya; dengan jawaban serupa dia itu teman, dan kami cukup dekat.

     Esok harinya saya berencana membawanya ke rumah. Kan kukenalkan ia dengan orang-orang yang nantinya akan menjadi bagian dari dirinya. Jika kembali mereka menanyakan, kan saya jawab dialah calon mama dari cucu mereka kelak.

No comments:

Post a Comment