Cinta tidak perlu diumbar. Rasa suka yang besar tidak selalu ingin
dibesar-besarkan. Mudah datang mudah pergi; sabarlah sayang, biarkan saja
mereka mengikuti kata hati mereka sendiri. mereka akan tinggal jika ia betah, sebaliknya akan pergi
jika kita mengharapkan mereka tidak lagi di sana.
Rindu kita satu tuju, namun tak pernah bertemu. Pemilik-pemiliknya
terlalu sibuk dengan dunia sesungguhnya. Kata kita bersama kamis manis sering
bertatap wajah, berbalas sipu, tanpa putus menyulam kertas-kertas rapuh. Benang-benang
seakan tak habis meromantiskan acap kali kita mengakhiri malam dan memulai
fajar kembali. Hebat kita di ruang-ruang semu. Sabarlah sayang, kenangan; kelak
kita kan menyebutnya demikian.
Lanjutkan buih-buih semangat yang kita kumpulkan. Kita bersandar di
dinding yang sama, bersama–sama saling membelakangi. Melihat apa yang kita
sebut beda. Sudah saatnya, kita berjalan saling menjauh untuk sementara waktu,
menemukan hilir masing-masing. Membangun sedikit demi sedikit kerajaan muara
yang kita impikan. Menolehlah jika kamu didekap rindu, tiap senja di seberang
jingga saya melambai. Sabarlah sayang, jika dalam perjalanannya; masing-masing dari
kita menemukan tempat berlabuh yang lebih teduh, menetaplah. Toh pun mentari
tetap bertugas, terbit di horizon timur
tenggelam di ufuk barat.
Perpisahan manis, tahan tangismu. Ini bukan selamat tinggal. Sampai
bertemu kembali, secepatnya kita berjumpa. Sabarlah sayang, belahan bumi
lainnya.
No comments:
Post a Comment