OK

Thursday, May 23, 2013

Dua Dunia, Sabarlah Sayang

Cinta tidak perlu diumbar. Rasa suka yang besar tidak selalu ingin dibesar-besarkan. Mudah datang mudah pergi; sabarlah sayang, biarkan saja mereka mengikuti kata hati mereka sendiri. mereka  akan tinggal jika ia betah, sebaliknya akan pergi jika kita mengharapkan mereka tidak lagi di sana.

Rindu kita satu tuju, namun tak pernah bertemu. Pemilik-pemiliknya terlalu sibuk dengan dunia sesungguhnya. Kata kita bersama kamis manis sering bertatap wajah, berbalas sipu, tanpa putus menyulam kertas-kertas rapuh. Benang-benang seakan tak habis meromantiskan acap kali kita mengakhiri malam dan memulai fajar kembali. Hebat kita di ruang-ruang semu. Sabarlah sayang, kenangan; kelak kita kan menyebutnya demikian. 

Senja tenggelam, lupakan kelam. Bukan lagi masa lalu, juga masa depan. Musuh kita adalah khawatir. Bukankah rasa itu membuat kita semakin utuh. Sabarlah sayang, kita tak lagi anak-anak yang dengan mudah melepas apa digenggam, menarik apa yang terlihat menarik. Meski kadang kala kita bertingkah kekanak-kanakan, anak-anak dewasa yang saling memenangkan hati.

Lanjutkan buih-buih semangat yang kita kumpulkan. Kita bersandar di dinding yang sama, bersama–sama saling membelakangi. Melihat apa yang kita sebut beda. Sudah saatnya, kita berjalan saling menjauh untuk sementara waktu, menemukan hilir masing-masing. Membangun sedikit demi sedikit kerajaan muara yang kita impikan. Menolehlah jika kamu didekap rindu, tiap senja di seberang jingga saya melambai. Sabarlah sayang, jika dalam perjalanannya; masing-masing dari kita menemukan tempat berlabuh yang lebih teduh, menetaplah. Toh pun mentari tetap bertugas, terbit di horizon  timur tenggelam di ufuk barat. 
  
Perpisahan manis, tahan tangismu. Ini bukan selamat tinggal. Sampai bertemu kembali, secepatnya kita berjumpa. Sabarlah sayang, belahan bumi lainnya.           


No comments:

Post a Comment