OK

Tuesday, May 28, 2013

Surat Cinta untuk Mutiara Tulang Bawang

Assalamualaikum Wr. Wb

Hai adik-adik Tulang Bawang yang pinter-pinter, perkenalkan nama lengkap saya Adrianto Hidayat. Teman-teman kakak biasanya menyapa Anto, Yayat, Adri atau Dayat. Tapi kalau adik-adik pengen panggil saya kakak cakep juga gak masalah. Kakak sekarang berusia 23 tahun, tinggi 170 cm, berat badan 70 kg, asli orang bugis. Tapi kalau adik-adik mau bilang saya orang keren, gak masalah juga.

Selamat pagi dan semangat lagi. Kabar kakak hari ini selalu lebih baik dari kemarin, adik-adik di sana juga demikian kan. Sampai hari ini, sudah berapa surat yang kalian baca. Ini surat cinta saya untuk adik-adik, cerita cinta dan juga cita-cita kakak. Yuk.


Kakak masih berkuliah tengah semester akhir di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Kakak dan kalian sama-sama masih belajar. Hanya saja pelajaran kakak sedikit berbeda dengan adik-adik. Kakak kerjanya menggambar, mewarnai, menggaris dan menulis. Kadang rumah, kadang gedung-gedung, orang-orang, pepohonan dan juga perabotan rumah. Ayo yang masih penasaran dengan tempat belajarnya kakak, nih kakak sertakan gambarnya, saya bareng Kak Nisa. Nah Setelah lulus tempat ini, adik-adik bisa disebut sebagai seorang arsitek. 



Apa di antara kalian ada yang gemar menggambar pemandangan, melukis wajah mamah yang sedang memasak ataupun mewarnai gambar-gambar kartun. Kakak yakin kalian semua bisa. Masa dimana kakak seumuran kalian, kakak saja tidak pandai dalam hal itu. Tapi karena kerja keras, tanpa putus asa kakak bisa belajar di tempat ini. Adik-adik bisa saja menjadi arsitek yang hebat nantinya, seperti presiden pertama kita Ir. Soekarno; beliau juga arsitek loh.

Tempat adik-adik di Kabupaten Tulang Bawang, Kakak dengar-dengar memiliki alam yang indah. Sepanjang jalan kanan dan kirinya banyak pohon kelapa sawit dan pohon karet yah. Wah, jadi kepingin berkunjung di tempatnya kalian. Kakak jadi ingat, waktu kecil di kampung halaman. Kakak girang luar biasa ketika diajak ke rumah paman. Satu hal yang membuat kakak tidak pernah lupa rumah paman adalah sederet ratusan bahkan ribuan pohon karet di sekelilingnya. Kakak paling gemar berlari-lari sambil teriak kesenangan di balik barisan pohon karet. Dan itu sangat berkesan. Tapi sayang, kakak tidak pernah menulis perjalanan itu di atas kertas. makanya lebih banyak lupa daripada ingatnya.

Kakak mau nantang adik-adik nih, siapkan satu buku tulis khusus buat tantangan ini. Kemudian tulis pengamalan adik-adik yang berharga setiap harinya. Nanti kakak pengajar dan guru adik-adik akan memeriksanya sepekan sekali, siapa yang paling rajin ialah juaranya. 

Di akhir pekan, Kakak juga belajar bareng teman-teman kecil di atas. Mereka adalah anak-anak SD Inpres Kantisang. Sekolah yang berada di dekat tempat tinggal kakak. Di antara mereka ada ingin jadi Arsitek, dokter, polisi, guru, bahkan pemain bola dan masih banyak lagi. Salam perkenalan dari mereka. Kalian akan menjadi sahabat tak berbatas waktu dan tempat, bersama-sama mengejar impian lalu bertemu di belahan bumi yang lain. Di lain kesempatan mereka akan berujar melalui surat juga kepada kalian. Insya Allah.

Adik-adik pemilik senyum yang manis, tetap rajin dalam hal apapun yah, termasuk belajar, membantu orangtua, dan beribadah. Adik-adik dan kakak sampai akhir nanti akan terus belajar. Mari berkeliling dunia dengan membaca, mari membuat yang telah mati menjadi hidup lagi dengan menulis. Adik-adik, belajar bisa dimana saja. Sekolah boleh, di rumah boleh, di sawah, kaki gunung dan dengan alam pun bisa.

Belajar itu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi lebih tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari kurang pintar menjadi lebih pintar, dari tidak cakep menjadi cakep, dari tidak manis menjadi manis seperti Kakak yang keren ini kan! Ya sudah, gak apa-apa kalau adik-adik memaksa berkata seperti itu.

Bagaimana? Apa adik-adik sudah siap menyambut masa depan masing-masing? Melambungkan cita dan cinta kalian melebihi tinggi puncak-puncak deretan pohon karet dan kelapa sawit di tempat kalian?

Adik-adikku yang tersayang, sampai di sini dulu. Kakak masih ada pelajaran yang harus diselesaikan. Sampai jumpa di surat-surat selanjutnya, di kalimat-kalimat peretas senyum. Sampai bersua di tempat tertinggi. Kakak titip salam buat mutiara-mutiara kecil lainnya di sana, sahabat-sahabat, juga buat Kak Farida, kak Ahmadi, Kak Marisa, Kak Fara, Kak Indra, Kak Monica, dan Kak Angga.  
  
Teman-teman kakak dari Makassar nitip salam hangat berbaur peluk rindu buat kalian. Tetap semangat dan teruslah menyala. Salam Penyala.


4 comments: